Saturday, June 18, 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS INCOMPLETUS


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam negara berkembang pada kehamilan tidak selalu berjalan dengan lancar dan baik, salah satunya terjadi abortus. Sehubungan dengan ini dan mengetahui sedini mungkin tanda-tanda terjadi abortus. Menurut matluntt Slager dan Eistman “Abortus terjadi sekitar 10% dari keharnilan, dan abortus terjadi pada bulan ke 2-3 mencapai 80%.
Insidensi abortus sulit ditentukan kadang-kadang seorang wanita dapat mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil dan tidak mempunyai gejala yang hebat sehingga hanya dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang). Terlebih lagi insidensi abortus kriminalis, sangat sulit ditentukan karena biasanya tidak dilaporkan. Angka kejadian abortus dilaporkan oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus terhadap jumlah kelahiran hidup. Di USA angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20%. Di Indonesia kejadian berdasarkan laporan rumah sakit, seperti di RS Hasan Sadikin Bandung berkisar 18-19%.
Oleh karena itu laporan ini dibuat agar mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya dapat mengetahui tanda dan gejala abortus sehingga dapat segera dilakukan tindakan selanjutnya.

1.2  Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum : Diharapkan mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih dalam dan pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan
reproduksi abortus incompletes.
1.2.2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat :
1.      Melaksanakan pengkajian pada klien dengan abortus incompletus.
2.      Menentukan identifikasi masalah klien dengan abortus incompletus.
3.      Menentukan antisipasi masalah pada klien dengan abortus incornpletus.
4.      Menentukan identifikasi kebutuhan segera pada klien dengan abortus incompletus.
5.      Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai resionalisasi dan mengintervensi
pada klien dengan abortus incompletes
6.      Melaksanakan intervensi yang telah direncanakan pada klien dengan abortus
incompletus.
7.      Mengevaluasi klien terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan abortus incompletus.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 1998 : 214).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup diluar kandungan  (Rustam Mochtar,1998 : 209).
Abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu ( UNPAD,1998 : 4 ).
Abortus istilah yang  diberikan untuk semua kehamilan yang  berakhir sebelum periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap ( 139 hari ) dihitung dari hari pertama terakhir normal yang dapat dipakai (Ben – Zion Taber, 1994 : 54).
Abortus incompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan pada abortus incompletes dapat sangat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sampai sisa konsepsi dikeluarkan. Dalam penanganannya, apabila abortus incompletes disertai syok karena perdarahan, segera berikan infuse NaCl fisiologik atau RL yang disusul dengan transfuse. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan. Pasca tindakan suntikkan ergometrin per i.m untuk mempertahankan kontraksi uterus (Winkjosastro, Hanifa-Ilmu Kebidanan : 307).
Abortus incompit ialah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis (Saifudin, Abdul barri, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 147).
Abortus incomplit ialah bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. (Mansjoer, Arif, dkk. Kapita selekta kedokteran : 263)


2.2 Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab :
1.      Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kelahiran sebelum usia 8 minggu. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, sering ditemukan pada abortus spontan terutama trisomi autosom, poliploidi dan  monoromix.
b.Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh teratogen/pengaruh dari luar akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau, dan alcohol
2.      Kelainan pada placenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi manahun dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu. Hal ini sering terjadi pada kehamilan muda.
3.      Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmasis.
4.      Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioka uteri, dan kelainan bawaan uterus. Sebab lain abortus trimester ke-2 ialah serviks inkompeten, dilatasi serviks berlabihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5.       Kelainan Yang Terdapat Dalam Rahim Seperti : Mioma Uteri,Uterus Arkuatus,Uterus Septus,Bekas Operasi,pada serviks dan sebagainya.
6.      Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus.
2.3 Patofisiologi
Terjadi keguguran mulai terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan placenta yang menyebabkan perdarahan sehingga bayi kekurangan nutrisi dan O2. Karena dianggap asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkannya dengan kontraksi. Keguguran memberikan gejala umum dan sakit perut karena kontraksi rahim,terjadi perdarahan dan disertai dengan pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk Pengeluaran Hasil Konsepsi Bervariasi
Ø  Umur kehamilan < 14 minggu dimana placenta belum terbentuk sempurna langsung terjadi pengeluaran hasil konsepsi seluruhnya.
Ø  Diatas 16 minggu dengan bentuk placenta sempurna,didahului dengan ketuban pecah kemudian pengeluaran hasil konsepsi dan pengeluaran placenta.
Ø  Hasil konsepsi tidak dikeluarkan >16 minggu,menimbulkan ancaman baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.

2.4 Diagnosis dan Penanganan
Dugaan abortus incompletes dapat dilihat dari beberapa kriteria, antara lain :
1.      Amenorhea
2.      Pemeriksaan hasil test kehamilan bisa + /-
3.      Sakit perut (kram/ nyeri perut bagian bawah)
4.      Mules-mules
5.      Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah beku)
6.      Perdarahan bisa sedikit atau banyak
7.      Sudah ada keluar fetus atau jaringan.
8.      Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan berlangsung terus
9.      Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi
10.  Pada VT untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri
11.  Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan adapula yang seusia kehamilan ataupun fundus uteri tidak teraba lagi diatas symphisis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat ditetapkan diagnosa klinik pada abortus Inkomplete. Adapun gejala klinis yang dapat terjadi :
1.      Perdarahan memanjang,sampai terjadi keadaan anemis
2.      Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
3.      Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
4.      Dapat terjadi degenerasi ganas (Korio Karsinoma)
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran :
1.      Kanalis servikalis terbuka
2.      Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis servikalis
3.      Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus
4.      Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bertambah
Penanganan abortus incomplitus :
a.       Temukan besarnya uterus (taksir usia gestasi) kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, shock, infeksi/sepsis)
b.      Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cuman ovum, setelah itu evaluasi perdarahan. Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0.2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral. Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau Ddk (pilihan tergantung dari/usia gestasi, pembukaan, serviks dan keberadaan bagian janin
c.       Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik profilaksis (acupisillin 3 x 500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg).
d.      Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam
e.       Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM. Aspirasi vakum Manual ( AVM ) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia
aborsi-14-mgu
f.       Bila pasien tampak anemi, berikan sulfat ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu (anemi sedang) atau transfusi darah.
g.      Bila disertai shock karena perdarahan, berika cairan infus NaCl, fisiologis atau Rl dan selekas mungkin transfusi darah.
h.      Setelah shock diatasi lakukan gerakan dengan karet tajam lalu suntikkan ergonetrium 0,2 Mg IM.
i.        Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan plasenta secara manual
j.        Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus
Pada beberapa kasus, abortus incomplitus erat kaitannya dengan abortus tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatiakn hal-hal berikut :
·         Pastikan tidak ada komplikasi berat, perfusi uterus atau odema intra abdomen (mual, muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, duktus perut tegang, nyeri ulang lepas)
·         Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari rasio genetalia.
·         Berikan boster tetanus toksoid 0.5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi
·         Bila riwayat pemberan imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah 4 minggu.
·         Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut
2.5 Komplikasi
1.      Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan penyerangan uterus dari sisa hasil konsepsi dan jika perlu, memberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.      Perfurasi

Perfurasi uterus pada kerusakan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hipermetrofleksi, jika peristiwa ini terjadi, penderita perlu diamati dengan lain, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan dan tergantung dari luar dan bentuk perfurasi, penyakitan, luka perfurasi, penyakit luka perfurasi atau perlu historoktumi, perfurasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan, pada kandung kemih atau uteri, laboratorium harus segera mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
1.      Infeksi
Proses infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terlihat peritobitis umum atau sepsis dengan kemungkinan diikuti oleh shock.
2.      Shock
Shock pada obortus bisa terjadi karena perdarahan (shoch hemorargik) dan karena infeksi bekas (shock septik).

2.6  Tindakan Operatif Penanganan Abortus
1.      PengeIuaran Secara digital
Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan kavum uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri.
2.      Kuretase (kerokan) Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus.
3.      Vacum kuretase adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum
abortion



2.7 Pemantauan Pasca Abortus
Sebelum ibu diperbolehkan pulang, beritahu ibu bahwa abortus merupakan hal yang biasa terjadi pada paling sedikuit 15%  ( satu dari tujuh kehamilan ) dari seluruh kehamilan yang diketahui secara klinis. Berilah keyakinan akan kemungkinan keberhasilan berikut kecuali jika terdapat sepsis atau adanya penyebab abortus yang dapat mempunyai efek samping pada kehamilan berikutnya (hal ini jarang terjadi).
Beberapa wanita mungkin ingin hamil langsung setelah abortus inkomplit. Ibu sebaiknya diminta untuk menunda kehamilan berikut sampai benar-benar pulih. Untuk ibu dengan riwayat abortus tidak aman, konseling merupakan hal yang penting. Jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, beberapa metode kontrasepsi dapat segera dimulai ( dalam waktu 7 hari ) dengan syarat :
·         Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penangan lebih lanjut.
·         Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai
Kontrasepsi pasca abortus :
1.      Kondom : waktu aplikasi → segera
2.      Pil hormonal : waktu aplikasi → segera
3.      Suntikan : waktu aplikasi → segera
4.      AKDR : waktu aplikasi → segera atau setelah kondisi pasien pulih kembali
5.       Tubektomi : waktu aplikasi → segera
Juga kenali pelayanan kesehatan reproduksi lainnya yang dibutuhkan oleh ibu tersebut sebagai contoh beberapa wanita mungkin membutuhkan :
1.      Jika pasien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus teksoid 0,5 ml. Jika dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi
2.      Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus ( ATS ) 1500 unit Im diikuti dengan tetanus Toksoid 1,5 ml setelah 4 minggu
3.      Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual
4.      Penapisan kanker serviks
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. F
DENGAN ABORTUS INCOMPLETUS
DI PUSKESMAS MENINTING
TANGGAL 19 FEBRUARI 2011

I.      PENGKAJIAN
Hari/tgl      : Sabtu/19 Februari 2011
Waktu       : 08.50 WITA
Tempat      : RB Puskesmas Meninting
  1. DATA SUBJEKTIF
1.      Identitas/Biodata
No.
Identitas
Istri
Suami
1
Nama
Ny. F
Tn. Y
2
Umur
21 th
30 th
3
Agama
Islam
Islam
4
Suku/bangsa
Sasak
Sasak
5
Pendidikan
SMP
SMP
6
Pekerjaan
IRT
Buruh
7
Alamat
Puncang Daye, Batu Layar
Puncang Daye, Batu Layar

2.      Keluhan utama : ibu datang karena mengeluh keluar darah dari jalan lahir.
3.      Riwayat Perjalanan Penyakit : ibu hamil 3 bulan mengatakan keluar bercak-bercak darah sejak tanggal 18 Februari 2011, jam 18.00 WITA disertai mules jam 24.00 WITA dan keluar darah banyak disertai gumpalan darah sejak tanggal 19 Februari 2011, jam 01.00 WITA. Ibu mengatakan tidak pernah jatuh dan mengkonsumsi obat-obatan, ibu sebelumnya mencuci banyak dan menyapu.


4.      Riwayat menstruasi
a.       Menarche        : 12 th
b.      Siklus              : 28 hari, teratur                                  
c.       Lama   : 7 hari
d.      Jumlah : 2 kali ganti pembalut/hari
e.       Flour albous/Dismenorrhoe/kelainan lain        : tidak ada
f.       HPHT  : 06-11-2010                            HTP     : 13-08-2011
5.      Riwayat kehamilan ini
a.       Hamil ke                      : 1 (pertama)
b.      Umur kehamilan          : 3 bulan
c.       Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : belum dirasakan
d.      Pergerakan fetus dalam 12 jam terakhir : -
e.       Keluhan yang dirasakan          : ibu mengatakan perutnya terasa mules
f.       Tanda bahaya/penyulit            : keluar darah dari jalan lahir
g.      Kekhawatiran-kekhawatiran khusus      : ibu cemas dengan keadaannya saat ini
h.      Riwayat ANC    : ibu ANC sebanyak 2 kali di posyandu
i.        Riwayat imunisasi TT : lengkap, TT1 : 24-01-2011,   TT2 : 16-02-2011
j.        Obat yang dikonsumsi : ibu hanya mengkonsumsi obat dari bidan yaitu SF 3x1
6.      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No.
UK
TP
Jenis
penolong
Komplikasi/penyulit
Anak
H
B
N
seks
BBL
usia
Ket.
ini
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

7.      Riwayat kesehatan/penyakit yang pernah/sedang diderita
a.       Jantung/Hipertensi   : tidak ada
b.      Hepar                       : tidak ada
c.       Ginjal                       : tidak ada
d.      Penyakit kelamin/HIV/AIDS : belum pernah dilakukan pemeriksaan
e.       Asma                        : tidak ada
f.       Gangguan mental     : tidak ada
g.      Diabetes mellitus      : tidak ada
h.      Campak                    : tidak ada
i.        Anemia berat            : tidak ada
j.        TBC                         : tidak ada
k.      Operasi                     : tidak ada
l.        Malaria                     : tidak ada
m.    Gameli                      : tidak ada
n.      Lain-lain                   : tidak ada
8.      Riwayat sosial ekonomi
a.       Status perkawinan
Menikah : 1 kali, sah               lama : 1,5 tahun
b.      Respon ibu dan keluarga : keluarga cemas dengan keadaan ibu
c.       Dukungan dari suami/keluarga terhadap kehamilan     : sangat mendukung, seperti mengantar ibu memeriksakan kehamilannya.
d.      Riwayat KB     : ibu tidak pernah menggunakan KB.
Rencana KB       : ibu belum merencanakan KB yang akan digunakan
e.       Pengambil keputusan dalam keluarga  : klien/istri dan suami
f.       Pola nutrisi
Nutrisi
Ket.
Sebelum hamil
Selama hamil
Makan
Frekuensi
3 kali/hari
3-4 kali/hari
Porsi
1 piring
1 piring
Komposisi
Nasi, lauk, sayur
Nasi, lauk, sayur
Pantangan
Tidak ada
Tidak ada
Masalah
Tidak ada
Tidak ada
Minum
Frekuensi
<8 gelas/hari
>8 gelas/hari
Pantangan
Tidak ada
Tidak ada
Masalah
Tidak ada
Tidak ada




g.      Pola eliminasi
Eliminasi
Ket.
Sebelum hamil
Selama hamil
BAB
Frekuensi
1 kali/hari
1 kali/hari
Konsistensi
Lunak
Lunak
Warna
Kekuningan
Kekuningan
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
BAK
Frekuensi
<8 kali/hari
>8 kali/hari
Warna
Kuning bening
Kuning bening
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada

h.      Pola istirahat/tidur
Istirahat/tidur
Sebelum hamil
Selama hamil
Tidur siang
1 jam
1 jam
Tidur malam
7 jam
7 jam
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada

i.        Beban pekerjaan : ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, memasak, dll. Sebelum mengeluh keluar darah dari jalan lahir, ibu sempat mencuci banyak dan menyapu dirumah.
j.        Kebiasaan hidup sehat
Ø  Penggunaan alkohol/merokok              : ibu tidak pernah merokok dan minum alkohol tetapi suami ibu merokok.
Ø  Obat-obatan/jamu yang sering digunakan            : tidak ada
Ø  Personal hygiene :
Personal hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil
Mandi
2 kali/hari
2 kali/hari
Gosok gigi
Setiap mandi
Setiap mandi
Ganti pakaian
1-2 kali/hari
1-2 kali/hari



  1. PEMERIKSAAN FISIK
1.      Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil
2.      TB      : 155 cm
BB     : 47 kg                                 BB sebelum hamil       : 45 kg
LILA : 24 cm                                kenaikan BB               : 2 kg
3.      Tanda-tanda vital
a.       TD       : 100/70 mmHg
b.      N  : 80 kali/menit
c.       S  : 36,5 °C
d.      RR       : 20 kali/menit
4.      Pemeriksaan khusus
a.       Kepala dan rambut
Inspeksi
Ø  Kebersihan   : bersih, tidak ada ketombe
Ø  Rambut        : hitam, ikal, tersebar merata
Ø  Lesi              : tidak ada
Palpasi
Ø  Nyeri tekan  : tidak ada
Ø  Benjolan       : tidak ada
b.      Wajah
Inspeksi
Ø  Chloasma gravidarum       : tidak ada
Ø  Kepucatan                         : tidak ada
Palpasi
Ø  Edema       : tidak ada
c.       Mata
Inspeksi
Ø  Bentuk                  : simetris
Ø  Sklera                    : tidak ikterus
Ø  Konjungtiva          : tidak anemis

d.      Hidung
Inspeksi
Ø  Kebersihan            : cukup bersih
Ø  Kelainan                : tidak ada
e.       Mulut dan gigi              
Inspeksi
Ø  Bentuk         : simetris
Ø  Kepucatan    : tidak ada
Ø  Lidah dan mukosa      : cukup bersih
Ø  Gigi              : cukup bersih, tidak berlubang
f.       Telinga
Inspeksi
Ø  Bentuk                  : simetris
Ø  Kebersihan            : cukup bersih
Ø  Kelainan                : tidak ada
g.      Leher
Palpasi
Ø  Pembesaran kelenjar tiroid            : tidak ada
Ø  Pembesaran kelenjar limfa            : tidak ada
Ø  Pembendungan vena jugularis      : tidak ada
h.      Payudara
Inspeksi
Ø  Bentuk                     : simetris
Ø  Puting susu               : menonjol
Ø  Areola                      : hiperpigmentasi
Ø  Retraksi/dimpling     : tidak ada
Ø  Lesi                          : tidak ada
Palpasi
Ø  Benjolan/massa  : tidak ada
Ø  Pengeluaran        : tidak ada
Ø  Nyeri tekan        : tidak ada
Ø  Pembesaran kelenjar limfa            : tidak ada
i.        Abdomen
Inspeksi
Ø  Bekas luka operasi           : tidak ada
Ø  Linea        : nigra
Ø  Striae       : tidak ada
Palpasi
Ø  TFU           : 3 jari di atas simfisis
j.        Ekstremitas atas
Inspeksi
Ø  Bentuk     : simetris
Ø  Keadaan kuku     : pendek, bersih
Palpasi
Ø  Edema     : tidak ada
k.      Ekstremitas bawah
Inspeksi
Ø  Bentuk                 : simetris
Ø  Kemerahan          : tidak ada
Ø  Keadaan kuku     : pendek, bersih
Ø  Varises                 : tidak ada
Palpasi
Ø  Edema     : tidak ada
Perkusi
Ø  Refleks patela       : (+)/(+)
l.        Genitalia
Ø  Edema                 : tidak ada
Ø  Varises                 : tidak ada
Ø  Pengeluaran pervaginam : darah dan gumpalan darah
Periksa dalam : tanggal 19 Februari 2011, jam : 09.00 WITA
VT Ø 1 cm, teraba jaringan pada jalan lahir, tidak ada nyeri goyang


C.    PEMERIKSAAN PENUNJANG (tgl 24-01-2011)
RDT         : (-)
II.      INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa      : G1P0A0H0, Usia Kehamilan 15 minggu, keadaan umum ibu baik dengan abortus incompletes.
      Dasar      :
Subjektif :
1.      Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan sebelumnya tidak pernah mengalami keguguran
2.      Ibu mengatakan HPHT : 6-11-2011
3.      Ibu mengatakan perutnya mulas dan keluar gumpalan darah dari jalan lahir
Objektif :
1.      Hasil pemeriksaan fisik, TD : 100/70 mmHg, N : 80 kali/menit, S : 36,5°C, RR : 20 kali/menit, TFU : 3 jari di atas simfisis
2.      Inspeksi : Terdapat pengeluaran darah dan gumpalan darah dari jalan lahir
3.      Hasil pemeriksaan dalam VT Ø 1 cm, teraba jaringan pada jalan lahir, tidak ada nyeri goyang
Masalah        : ketidaknyamanan dan kecemasan
         Dasar   : ibu merasa cemas dengan kondisinya dan mengatakan perutnya mulas
Kebutuhan   : penjelasan tentang kondisi dan ketidaknyamanan ibu saat ini.

III.      IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial   : abortus completus, perdarahan
         Dasar               : ibu mengalami abortus incompletes





IV.      IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Mandiri        : persiapan infuse RL
Kolaborasi    : kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan tindakan, advis : tindakan AVM dan pemberian amoksisilin 500 mg 3x1, parasetamol 500 mg 3x1, vitamin C 250 mg 2x1, dan SF 2x1 post AVM.
Rujukan        : tidak ada

V.      RENCANA ASUHAN
1.            Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
2.            Jelaskan tentang ketidaknyamanan yang dialami ibu
3.            Berikan KIE/dukungan pada ibu dan keluarga tentang kondisinya saat ini agar ibu dan keluarga tidak cemas dan merelakan kehamilannya serta lakukan informed consent atas segala tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu.
4.            Lakukan kolaborasi dengan dokter
5.            Lakukan persiapan AVM
6.            Anjurkan ibu untuk makan/minum yang cukup
7.            Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
8.            Lakukan tindakan AVM
9.            Berikan terapi dan anjurkan ibu meminum obatnya secara teratur
10.        Berikan pendidikan kesehatan tentang :
a.       KB
b.      Tanda-tanda bahaya post AVM
c.       Personal hygiene
11.        Jadwalkan kunjungan ulang

VI.      PELAKSANAAN ASUHAN (tanggal 19 Februari 2011, jam 09.40 WITA
1.            Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan yaitu keadaan umum ibu baik dengan TD : 100/70 mmHg, N : 80 kali/menit, S : 36,5°C, RR : 20 kali/menit, TFU : 3 jari di atas simfisis dan ibu mengalami keguguran.
2.            Menjelaskan tentang ketidaknyamanan yang dialami ibu bahwa rasa mulas yang dialami terjadi karena rahim ibu berkontraksi dan menyebabkan keguguran.
3.            Memberikan KIE/dukungan pada ibu dan keluarga tentang kondisinya saat ini agar ibu dan keluarga tidak cemas dan merelakan kehamilannya serta melakukan informed consent atas segala tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu.
4.            Melakukan kolaborasi dengan dokter, advis : tindakan AVM dan pemberian obat-obatan post AVM
5.            Melakukan persiapan AVM diantaranya :
a.       Peralatan AVM
Ø  Tabung AVM
Ø  Kanula
Ø  Speculum cocor bebek
Ø  Tenakulum
Ø  Tampon tang
b.      Kassa steril
c.       Kapas savlon/DTT
d.      Betadin
e.       Bak sampah
f.       Larutan chlorine
g.      Lampu sorot
h.      Kain atas bokong dan penutup perut bawah
i.        Tensimeter dan stetoskop
j.        Sarung tangan DTT dan alas kaki
6.            Menganjurkan ibu untuk makan/minum yang cukup
7.            Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
8.            Melakukan tindakan AVM :
a.       Mencuci tangan dan memakai rasung tangan steril
b.      Baringkan pasien dalam posisi liototomi
c.       Pasang kain atas bokong dan penutup perut bawah
d.      Memasukkan speculum secara halus, membersihkan jaringan yang terjepit di ostium
e.       Membersihkan serviks dengan betadin
f.       Memegang bibir atas serviks dengan tenakulum, tegangkan lalu ukur pembukaan ostium serviks dengan kanula
g.      Setelah diperoleh ukuran yang sesuai, dengan hati-hati memasukkan kanula ke kavum uteri.
h.      Menghubungkan pangkal kanula dengan tabung AVM (melalui adaptor)
i.        Membuka pengatur katup untuk menjalankan tekanan negative ke kavum uteri
j.        Mengevakuasi sisa konsepsi dengan menggerakkan kanula maju mundur sambil dirotasikan ke kanan/kiri secara sistematis
k.      Memeriksa kebersihan kavum uteri/kelengkapan hasil evakuasi
l.        Mengeluarkan kanula, melepas sambungannya dengan tabung AVM dan memasukkannya ke dalam larutan chlorine, membuka pengatur katup dan mengeluarkan isi tabung ke bak sampah yang telah disiapkan
m.    Memeriksa jaringan hasil evakuasi
Ø  Jumlah dan adanya massa kehamilan
Ø  Memastikan kebersihan hasil evakuasi dan membersihkan serviks dengan betadin
Ø  Adanya kelainan di luar massa kehamilan
n.      Setelah dipastikan kavum uteri bersih dari sisa konsepsi, lepas tenakulum dan speculum kemudian di dekontaminasi
o.      Merapikan ibu, sisa bahan habis pakai dan dekontaminasikan tempat tidur
p.      Mencelupkan tangan berhandscoon ke dalam larutan chlorine dan lepaskan secara terbalik
q.      Mencuci tangan
9.            Memberikan terapi yaitu amoksisilin 500 mg 3x1, parasetamol 500 mg 3x1, vitamin C 250 mg 2x1, SF 2x1 dan menganjurkan ibu meminum obatnya secara teratur
10.        Berikan pendidikan kesehatan tentang :
a.       KB dimana ibu dianjurkan menggunakan KB untuk mengatur jarak kehamilan sekurang-kurangnya 6 bulan, karena kehamilan akan sangat beresiko bagi ibu post abortus.
b.      Tanda-tanda bahaya post AVM, yaitu perdarahan lebih banyak, Panas/menggigil, Mual/muntah, dan bila ibu mengalaminya ibu dianjurkan untuk segera menghubungi tenaga kesehatan.
c.       Personal hygiene dimana ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan alat genitalia dengan selalu membersihkannya menggunakan air dan sabun dengan gerakan dari depan ke belakang. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk sesering mungkin mengganti pembalut yaitu minimal 3 kali/hari.
11.        Menjadwalkan kunjungan ulang yaitu 3 hari lagi pada tanggal 22 februari 2011 atau bila ibu ada keluhan.

VII.      EVALUASI (tanggal 19 Februari 2011, jam 10.00 WITA)
1.      Ibu mengerti dengan keadaan dan ketidaknyamanannya saat ini serta merelakan kehilangan janinnya walaupun ibu masih tampak sedih.
2.      Tindakan AVM sudah dilakukan dan hasilnya jumlah darah ± 70 cc disertai gumpalan darah serta tidak ada kelainan pada massa kehamilan.
3.      Ibu sudah diberi obat dan bersedia meminumnya secara teratur
4.      Ibu mengatakan ingin merundingkan dengan keluarga tentang rencana penggunaan KB
5.      Ibu mengerti dengan tanda bahaya post AVM dan personal hygiene serta bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
6.      Ibu bersedia datang 3 hari lagi pada tanggal 22 februari 2011 atau bila ibu ada keluhan.


PENDOKUMENTASIAN SOAP PADA NY. F
DENGAN POST AVM 2 JAM
DI PUSKESMAS MENINTING
TANGGAL 19 FEBRUARI 2011

Hari/tgl    : Sabtu/19 Februari 2011
Waktu      : 12.00 WITA
Tempat     : RB Puskesmas Meninting

DATA SUBJEKTIF
1.      Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
2.      Ibu mengatakan keadaannya baik-baik saja dan tidak merasa pusing
3.      Ibu mengatakan darah yang keluar dari jalan lahir tidak banyak
4.      Ibu mengatakan selesai di AVM 2 jam yang lalu yaitu jam 10.00 WITA
DATA OBJEKTIF
1.      Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil
2.      TTV, TD : 100/70 mmHg, N : 88 kali/menit, S : 36,9 °C, RR : 20 kali/menit
3.      Cut baik, TFU 2 jari di atas simfisis
4.      Perdarahan ± 40 cc (1 softek tidak penuh)
ASSASSMENT : post AVM 2 jam

PLANNING (tanggal 19 Februari 2011, jam 12.10 WITA)
1.      Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan yaitu keadaan umum ibu baik dengan TD : 100/70 mmHg, N : 88 kali/menit, S : 36,9 °C, RR : 20 kali/menit, cut baik, TFU 2 jari atas simfisis, perdarahan ± 40 cc (1 softek tidak penuh)
2.      Menjelaskan tentang ketidaknyamanan yang dialami ibu bahwa rasa mulas yang dialami terjadi karena rahim ibu berkontraksi untuk kembali ke bentuk semula (involusi uteria) dan mencegah perdarahan.
3.      Menganjurkan ibu makan/minum yang cukup untuk memulihkan kondisinya.
4.      Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi yang diberikan yaitu amoksisilin 500 mg 3x1, parasetamol 500 mg 3x1, vitamin C 250 mg 2x1, SF 2x1 dan menganjurkan ibu meminum obatnya secara teratur.
5.      Ibu mengerti dengan keadaan dan ketidaknyamanan yang dialaminya.
6.      Ibu sudah makan/minum yang cukup
7.      Ibu sudah meminum obat yang diberikan dan bersedia meminumnya secara teratur

 

DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosatro, Hanika.2001. Ilmu Kandungan. YBP. Sp
FK UPB.1984. Obstetri Patologi. Bandung ; Elstor  offset
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu KebidananPenyakit kandungan Tujuan untuk keluarga berencana. Jakarta ; EGC
Mochtar,Rustam.1994. Kapita Selekta Kedaduratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta ; EGC
YBP.SP.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Ksehatan Maternal Neonatal. Jakarata; YBP.SP
http://richie86.blog.com/2009/10/13/abortus/